Rabu, 04 Mei 2011

Tut Wuri Handayani

bagaimana...??? Apa yang bisa di lakukan oleh bangsa yang baru merdeka dengan penduduknya 95% buta aksara??

Para kompeni itu memang mulai melenggang, meninggalkan kejayaan mereka di tanah emas ini setelah tiga abad lebih menghardik bangsa yang penuh kedamaian dan keramahtamahan. Kekuasaan mereka lenyap setelah ratusan tahun menguras kekayaan negeri permai ini. Masalah terbesar baru saja terhapus berkat para pejuang yang dengan garang tanpa patah arang menyerang orang-orang tak berperikemanusiaan itu...

Tapi muncul banyak persoalan baru, ekonomi, kesehatan, keamanan, politik, dan pendidikan, semua jauh dari kata baik, Bahkan cukup pun bisa dikatakan TIDAK. Ekonomi, sebagian penduduk bangsa ini miskin bahkan sangat miskin, di tengah alamnya yang kaya setelah semuanya di sita para kompeni yang tak berbudaya itu. Kesehatan, asal masih hidup tak jadi masalah, penyakit apapun yang diderita tak dipedulikan akibatnya tidak hanya satu dua orang saja yang menderita penyakit berbahaya yang awalnya dianggap biasa-biasa saja. Keamanan dan politik, dua hal ini menjadi momok bagi kejayaan bangsa, Walapun para penjajah itu sudah tak betah tinggal di Nusantara bukan berarti negara ini bebas dari orang-orang tak tau diri itu,,, sesekali mereka masih mengintai para pengbdi negeri ini dengan segala trik dan akal liciknya, bahkan kala itu orang-orang komunis yang sering di sebut PKI (Partai Komunis Indonesia) berusaha memporak-porandakan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), mencekal segala bentuk kegiatan keagamaan, tidak sedikit para Imam masjid yang digorok lehernya dengan kejam dan ditemukan dalam keadaan yang mengenaskan, yah,,, meski tak se heboh aksi komunis di Uni Soviet (Rusia) saat rezim Lenin dan Stalin 1937 yang menewaskan antara 40-50 juta jiwa. Namun, kebringasan PKI menjadi cerita yang mengerikan.

Dan Pendidikan...
Kala itu tidak menjadi pusat perhatian, hanya sedikit yang mau menegok dan peduli. 95% bukan angka yang kecil apalagi bagi bangsa Indonesia yang penduduknya tersebar di ribuan pulau... 95% benar-benar angka yang fantastis. Bagaimana?? 95% bangsa ini buta aksara...?? Para pemimmpin negeri tak mengabaikan angka itu, Puluhan juta rakyatnya sanggup berjuang dalam revolusi kemerdekaan, tapi tidak sanggup menuliskan namanya sendiri. Tapi pertanyaan itu tak jadi soal rumit bagi mereka, karena negara ini negara yang beradap, taat, dan kaya dengan pemuda-pemuda luar biasa yang akan menjadi tombak bangsa. Negeri ini ramai dengan rakyatnya yang begitu cinta dengan tanah airnya, cinta dengan kesatuan, kedamaian, dan cinta dengan unggah-ungguh serta menyayangi sesama. Setidaknya itu semua menjadi modal awal bagi bangsa ini untuk mendidik para perwira pewaris bangsa.

Meski dalam keterbatasan kala itu sebagian penduduk Indonesia mulai mengenyam pendidikan, khususnya pendidikan agama, jauh hari sebelum teks proklamasi di kumandangkan pesantren-pesantren sudah berdiri dibawah kepemimpinan para imam yang taat dan fasih, semakin tampak...karena penduduk bangsa ini sebagian besar pemeluk islam... agama yang datang dengan kedamaian... ajarannya yang menjadikan bangsa ini benar-benar berbudaya dan menjaga kehormatannya.
Agama yang datang sebelum Islam?? Hindu/Budha??? Mereka pun mengajarkan budhi pekerti pada umatnya dengan cara mereka... dan para penganut Kristen/katolik??? Agama yang dibawa para kompeni itu??? Tetap saja,mereka orang Indonesia yang cinta tanah airnya dan ingin hidup merdeka....

Luar biasa.... dalam perbedaan mereka bersama-sama berjuang untuk kejayaan negeri ini.... mendidik generasi penerus yang tangguh, berakhlak, taat dan cerdas..

Hingga akhirnya masa-masa sulit itu berubah, beratnya beban para pemimpin mencerdaskan bangsanya pelan-pelan terlewati. Dan yang tampak sekarang?? Yang tampak hari ini, tinggal 8% rakyat bangsa ini yang buta aksara, sungguh prestasi yang luar biasa, sebab tidak banyak bangsa besar yang dalam jangka waktu 60 tahun bisa memutar balikan keadaan sedemikian drastis...

Prestasi kolosal, kita boleh bangga... lepas dari kurikulum yang terus mengalami perubahan dan peliknya perdebatan tentang UAN (Ujian Akhir Nasional), bangga dengan keberhasilan luar biasa, tapi apa yang di capai dalam pendidikan itu hanya sebuah kecerdasan intelektual saja, bisa baca, tulis, hitung dan bla,bla,bla....?? Bagaimana dengan pendidikan akhlak bangsa ini?? kemampuan psikomotorik dan afektifnya, kecerdasan sosial dan kecerdasan religi bangsa ini apa juga ikut mengalami perubahan menjadi lebih baik?? Benar mengalami perubahan... tapi menjadi lebih baik sepertinya patut dipertanyakan?? Koruptor, tindak kriminal, narkoba, free seks, dan hidup bebas gaya orang barat terus tertanam dan tumbuh di negeri ini seakan tanpa kendali... na'udzubillahi min dzalik....

Siapa yang bertanggung jawab atas semua ini??? pemimpin? Orang tua? Atau para guru..??
Pendidik.... yang bukan hanya mengajar tapi mnedidik.ya... merekalah yang harus bertanggung jawab atas semua ini, pemimpin, orang tua dan guru... mereka adalah para pendidik bangsa ini. Apa modalnya? seperti yang telah di ungkapkan tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani” seorang pendidik harus memiliki tiga sifat itu...apa?? untuk apa??

Ing Ngarso Sun Tulodo artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata Ingsun yang artinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi orang - orang disekitarnya. Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seseorang adalah kata suri tauladan. Bukankah ada ungkapan satu tauladan lebih baik dari pada seribu nasehat? Begitu dahsyatnya sebuah keteladanan dari seorang pendidik. Bukan hanya sebuah ucapan atau contoh yang hampa.

Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitkan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat . Karena itu seseorang juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungannya dengan menciptakan suasana yang lebih kodusif untuk keamanan dan kenyamanan. Tidak membeda-bedakan dari segi sosial, dan mengayomi orang-orang si sekelilingnya dengan penuh keikhlasan.

Demikian pula dengan kata Tut Wuri Handayani, Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh orang - orang disekitar kita menumbuhkan motivasi dan semangat. Meskipun jauh, meskipun tak selalu mengiringi langkah mereka yang dididik... meskipun hanya melihat dari di belakang mereka... tapi tetap memberikan dorongan dan dukungan... dan yang paling terpenting adalah doa..


Bulan pendidikan ini selayaknya menjadi bulan renungan bagi kita semua... tidak hanya sekedar seremonial sesaat... atau sekedar mengenang tokoh2 pendidik, tapi renunngan terhadap diri... apakah layang disebut manusia terdidik??? Renungan terhadap keluarga dan bangsa... apakah layak disebut sebgai bangsa berpendidikan dengan keadaan akhlak rakyatnya yang demikian???

Seberapa penting pendidikan itu??
Sangat penting... dan wajib bagi laki-laki dan perempuan dari raga ini berpisah dengang sang ibu sampai menyatu dengan bumi. Bahkan Muhammad Rasulullah S.A.W memerintahkan umatnya untuk menutut ilmu walau sampai kenegeri china..
Wallahu a’lam bisshowab....





www.indonesiamengajar.org
www.gudangmateri.com
bumicinta (Habiburrahman, novelis)

2 komentar:

  1. Aslkm. Mbk, ini info lombanya.


    LOMBA MENULIS PUISI UNTUK CINTA DAN KASIH IBU
    oleh Zahra Zhou pada 30 April 2011 jam 12:54
    LOMBA MENULIS PUISI UNTUK CINTA DAN KASIH IBU
    Syarat dan Ketentuan:
    1. Peserta terbuka untuk umum
    2. Naskah harus asli, bukan saduran atau terjemahan
    3. Naskah belum pernah dipublikasikan di media apapun
    4. Panjang pendek naskah bebas
    5. Peserta mencantumkan biodata diri, alamat jelas, nomor kontak, dan nomor rekening bank untuk memudahkan kebutuhan admistrasi. (Biodata diri akan dijaga keamanannya)
    6. Peserta hanya boleh mengirimkan maksimal tiga puisi
    7. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat
    8. Peserta dapat mengirimkan karyanya melalui email: ibupuisi_ibu@yahoo.com
    9. Pengiriman naskah terakhir paling lambat tanggal 25 Mei 2011.
    10. Pengumuman 10 nomine akan diumumkan pada tanggal 27 Mei 2011.
    11. Penetapan pemenang 1, 2, 3, dan pemenang favorite akan diumumkan berbarengan hari ulang tahun saya, pada tanggal 30 Mei 2011

    Apresiasi:
    1. Pemenang pertama akan mendapatkan uang tunai sebesar 2.500.000,- rupiah
    2. Pemenang kedua akan mendapatkan uang tunai sebesar 1.500.000,- rupiah
    3. Pemenang ketiga akan mendapatkan uang tunai sebesar 1.000.000,- rupiah
    4. 10 Nomine akan mendapatkan paket buku sastra terjemahan yang akan dikirim setelah pengumuman pemenang lomba
    5. Di samping penentuan pemenang 1, 2, dan 3, dari 10 nomine akan dipilih satu puisi favorite. Puisi favorite ini akan ditentukan oleh para sahabat FB, yang dikirim melalui ruang komentar yang disediakan khusus setelah penetapan 10 nomine diumumkan. Suara terbanyak akan menentukan pemenang favorite.
    6. Pemenang favorite akan mendapatkan uang tunai sebesar 500.000,- rupiah.

    Terima kasih atas partisipasi para sahabat FB terkasih. Semoga damai dan sejahtera senantiasa melimpah bagi kita semua.

    Jakarta, 30 April 2011
    http://www.facebook.com/#!/note.php?note_id=10150165399384200

    BalasHapus
  2. Ini juga

    FORUM NASIONAL PENDIDIKAN KRITIS-ALTERNATIF

    Waktu pelaksanaan

    22 Maret – 22 Mei 2011



    Tema

    PELAKSANAAN PENDIDIKAN ALTERNATIF

    Sub tema

    1. Pendidikan dilematis

    2. Belajar itu asik

    3. Berbenah dari kelas

    4. Antara guru, fasilitator, dan orang tua



    Alamat mengirim

    Naskah dikirim ke narasi.ep@gmail.com



    Peserta

    1. Mahasiswa

    2. Guru



    Penilaian

    1. Orisinalitas;

    2. Gaya bahasa; dan

    3. Ketepatan analisa.





    Pengumuman kepesertaan

    Pertama 5 April 2011

    Kedua 3 Mei 2011

    Ketiga 22 Mei 2011 (Hari terakhir pengiriman naskah, pukul 24.00 WIB)



    Pengumuman pemenang

    24 Mei 2011



    Ketentuan-ketentuan

    1. Naskah boleh berbentuk narasi atau esai.

    2. Naskah tidak pernah dipublikasikan di media cetak maupun elektronik.

    3. Naskah ditulis di atas kertas ukuran A4, margin normal, 1 spasi, minimal 5 halaman, disertai fotenote / daftar pustaka bila terdapat rujukan atau kutipan.

    4. 1 orang peserta hanya mengirim maksimal 2 naskah.

    5. Naskah fokus pada sub tema, tidak bercabang.

    6. Halaman akhir naskah dilengkapi dengan data pribadi ( nama, alamat, usia, tempat kuliah, tempat mengajar, no HP / kontak, email, dan no rekening -pribadi atau berwakil).

    7. Setiap pengiriman naskah peserta melampirkan attachment file scan KTP yang masih berlaku.

    8. Setiap peserta diharuskan menulis isi pengumuman lomba ini di note FB masing-masing dengan men-tag 25 teman termasuk akun FB panitia (sebelumnya add forum.pendidikan@ymail.com).

    9. Kepesertaan gugur bila tidak sesuai ketentuan naskah.

    10. Naskah yang masuk menjadi milik panitia.

    11. Hanya pemenang yang akan dihubungi panitia via email / telepon dan hadiah dikirim ke no rekening pemenang.

    12. Keputusan panitia adalah kuat dan tidak dapat diganggu gugat.





    Hadiah*

    Kategori mahasiswa

    Penerima penghargaan pertama Rp. 6.000.000;

    Penerima penghargaan kedua Rp. 3.000.000;

    Penerima penghargaan ketiga Rp. 1.500.000;



    Kategori guru

    Penerima penghargaan pertama Rp. 7.000.000;

    Penerima penghargaan kedua Rp. 3.500.000;

    Penerima penghargaan ketiga Rp. 2.000.000;



    * Keterangan : Hadiah sudah termasuk pajak

    selengkapnya lihat di sini http://edukasialternatif.blogspot.com/2011/03/lomba-esai-narasi-pendidikan-kritis.html

    BalasHapus