Rabu, 06 Juli 2011

Buih-Buih Kesombongan





Tawa riang sejenak senyap, termangu... diam. Entah berpikir atau sekedar merenung hingga tak sengaja melambung buih-buih yang berbisik lirih...“terkadang kita tak tahu apa yang sebenarnya, bahkan kadang hanya tahu sedikit saja. Sekedar kulit luar pembungkusnya, tapi dengan segenap keangkuhan yang bertahta kita merasa tahu segalanya. begini begitu, ini yang tepat, ini yang baik, harusnya seperti ini, harusnya seperti itu, tidak boleh ya, tidak boleh tidak”

Dan setelahnya buih-buih itu masih beriringan. Katanya “JANGAN KATAKAN SEMUA YANG KITA KETAHUI TAPI KETAHUI SEMUA YANG KITA KATAKAN”
Kalau begitu diam adalah yang paling baik?? bagaiman dengan SI DIA yang gemar bercerita, mengurai kisah indah dalam bingkai ukhuwah islamiyah, kisah teladan yang penuh inspirasi, SI ITU yang suka mengungkap banyak hal unik,memecah kebekuan, menghadirkan keceriaan dengan celotehnya yang tak membosankan, dan SI AKU yang tak mau bermuram durja walaupun sedang berduka??bagaimana? harus diam juga?

Dari sisi lain muncul buih-buih lagi, jawabnya “bukan, bukan berarti membisu, tak mau bicara apalagi bermuram durja kala lara.. bukan begitu, tapi katakan seperlunya, lihat dimana dan dengan siapa kita bicara. karena tak semua yang kita bicarakan itu didengar, diterima, apalagi ditanggapi dengan sikap yang bijak oleh mereka (yang mendengar). Jangan katakan semua yang kita ketahui karena yang kita ketahui itu perlu di kaji,, tak hanya sekali tapi berulang kali. Ketahuilah apa yang kita katakan!! ya.. karena (maaf) hanya orang-orang bodoh (Oum,, sedikit kasar, baiklah.. kita ganti kata kurang pintar/kurang cerdas), hanya orang2 kurang pintar yang tidak mengetahui apa yang sedang dikatakan, hanya orang2 kurang pintar yang tak mau tahu segala hal yang menjadi bahasannya. Bagaimana tidak?? bercicit, bersenandung, ba bi bu... tapi tidak tahu apa yang sedang diungkapkan, bahkan tak tahu atas dasar apa dia berkata. Ya... akan lebih baik jika kita mengetahui semua yang kita katakan.

Sebentar buih-buih itu terapung katanya “tak jarang kita mengungkapkan sesuatu yang kita anggap paling benar dan hanya kita yang paling tahu,,, tapi mana?? tak tampak dalam tindak dan tanduknya. apa sedang membual,, kata orang jawa itu JARKONI (gelem ujar ora gelem ngelakoni). Kemudian terkikik renyah... ups, kemunafikan, kebohongan, dusta?? entah apalagi sebutannya, karena memang tak paham apa yang diungkapkannya. Memahami sesuatu memang sulit. Namun, akan terasa lebih sulit saat kita memahami bahwa itu semua karus dipahami. ”

oum,oum oum.... buih, tapi sepertinya kau sedang melakukannya, iya... keangkuhan itu, lihat dirimu!! Apa kau tahu semua yang kau katakan???
tuing, tuing,tuing... buih-buih menyembul “hehehe.. sedikit tahu banyak tidak, kata orang barat se no body perfect, kata guru bahasa Indonesia tak ada gading yang tak retak, ya begonolah aku, si buih,,, yang kadang akan menjadi buih-buih kesombongan di otak dan hatimu, kecuali jika kau dekat dengan Allah Sang Pemilik alam.. maka buih ini akan lenyap, plug,plug,plug... pecah tanpa arah..