Rabu, 16 Maret 2011

La Nina Berbagi Warna



Masih terekam ketika si gadis kecil itu berlarian, mencari sesuatu yang ia sendiri tak tahu untuk apa, bercengkrama dengan teman-temannya, dan menghampiri sosok wibawa nan bersahaja yang memberinya banyak hal, yang mebuatnya tahu angka dan aksara. Masih terekam saat si gadis kecil itu menangis tersendu,,, karena kejahilan teman-temannya atau karena tak sengaja tersandung saat berlari kencang. Masih terlihat jejak si gadis kecil itu dengan kepolosannya melakukan banayak hal yang tak begitu bermanfaat dan kadang menjengkelkan....
Sekarang... masa tanpa beban itu telah berlalu... hanya bisa di ingat saja..

Dan........ Aneh... itu yang ia rasakan saat kembali berpijak di tempat yang sudah dan akan menjadi sejarah hidupnya. Aneh... kenapa begini? Padahal kelak ia akan bergelut dengan hari-hari dan suasana ini,,, seperti ini... Bisakah???

La nina* yang dulu manja harus berbagi warna dengan bocah-bocah luar biasa, menebar tawa agar tak membuat mereka berduka. La nina yang tak punya apa-apa harus memberikan sesuatu dan merayu bocah-bocah lugu agar tak malu berkata ini dan itu yang baru mereka tahu... La nina yang belum bersahaja harus bersikap sederhana dan dewasa membawa bocah-bocah luar biasa menjadi tombak nusantara.. bisakah???
Dengan semua bekal yang ada, dengan segala daya upaya La nina berusaha melakukannya, dengan Izin Allah, dengan keberanian di tengah ketegangan La nina mencoba tegak.

Mungkin belum berhasil menyampaikan amanah itu tapi setidaknya ia berhasil mengambil hati bocah-bocah itu, saat pertama kali menggoreskan warna di lembar cerita.......

(kaki gunung, september 2010)



+++ La nina* : julukan untuk gadis cilik, tapi sejak tahun 1997 La Nina menjadi istilah ilmiah yang menggambarkan kondisi turunnya suhu permukaan air laut (cold phase) pada area khatulistiwa Samudra Pasifik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar