bukan khayalan tapi sebuah keinginan.... keindahan warna yang hanya berkutat di kutub hadir di katulistiwa... dengan jutaan warna yang jauh lebih indah.... mewarnai tiap bait hidupnya, sebagai rasa syukur atas karunia Allah 'Azza wa Jalla... dan...mencoba menghadirkan senyum untuk orang2 trcintanya... Aurora melangkah di katulistiwa dg cinta dan cita... mencari secarik kebenaran yg tak dimilikinya....
Kamis, 15 Oktober 2020
bermain setelah pulang sekolah
Udin pulang sekolah
saat pulang sekolah tiba-tiba hujan sangat lebat
udin berfikir bagaimana caranya agar tidak kehujanan.
lalu udin meminjam payung kepada ibu kantin, namun ibu kantin tidak punya payung
lalu udin meminta edo untuk bisa ikut pulang.
edo dengan senang hati memberi tumpangan pada udin.
edo dan udin pulang bersama sepayung berdua.
akhirnya udin pulang tidak kehujanan berkat bantuan edo.
sampai di rumah hujan reda,
ia melihat teman-temannya sedang bermain.
udin sangat ingin bermain dengan temannya padahal udin baru pulang sekolah dan masih memakai seragam.
udin ikut bermain tanpa ganti baju terlebih dahulu
baju seragam udin menjadi kotor,
udin di marahi ibunya.
Jumat, 09 Oktober 2020
SOAL EVALUASI
B. SOAL EVALUASI
I. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!
1. Bu Ani memberi tugas kelompok pada para siswa, maka setiap siswa harus bisa saling ….
a. Bersaing
b. Mengejek
c. Kerja sama
2. Santi adalah siswa suka menolong di kelas, ia pun jadi siswa yang …. teman-temannya.
a. Dibenci
b. Disukai
c. Dijauhi
3. Agar hubungan kita dengan teman-teman di kelas tetap baik, maka sebaiknya kita selalu bersikap ….
a. Sopan
b. Egois
c. Sombong
4. Ali adalah teman sebangku Dika di kelas. Suatu hari Ali pensilnya ketinggalan. Sikap yang sebaiknya dilakukan Dika adalah ….
a. Mengejek Ali karena tidak membawa pensil
b. Menyuruh Ali segera pulang saja
c. Meminjami Ali dengan pensil yang dipunyai
5. Perhatikan gambar berikut, siti dan teman temanya sedang menceritakan asal sukunya, siti dari jawa, udin dari batak, dayu dari sunda, edo dari bali. Pernyataan berikut yang benar adalah
a. Siti dari batak
b. Dayu dari sunda
c. Udin dari bali
Tabel untuk soal nomor 6 – 8
Nama barang Harga
Buku tulis Rp. 3.000,00
Pensil Rp. 1.500,00
penggaris Rp. 1.500,00
rautan Rp. 1.000,00
6. Deni membeli 1 buah buku, 1 buah rautan pensil dan 1 buah penggaris.Maka jumlah uang yang harus Deni bayarkan adalah ….
a. Rp5.500,00
b. Rp6.500,00
c. Rp7.500,00
7. Alisa membeli 2 buah buku dan 2 buah pensil. Maka jumlah uang yang harus Alisa bayarkan adalah….
a. Rp10.000
b. Rp11.000,00
c. Rp 9.000,00
8. Ulfa membeli 1 buah buku, 2 buah rautan pensil dan 4 buah pensil.
Maka jumlah uang yang harus Ulfa bayarkan adalah ….
a. Rp13.000,00
b. Rp11.000,00
c. Rp15.000,00
9. Perhatikan gambar berikut, harga tisu gulung tersebut adalah…
a. tiga ribu rupiah
b. Tiga ratus rupian
c. Dua ribu rupiah
Rp. 3.000,00
10. Perhatikan gambar berikut, jika ibu membeli 3 buah sabun, maka berapa uang yang harus dibayarkan?
a. Rp. 4.000,00
b. Rp. 2.000,00
c. Rp. 6.000,00
Rp. 2.000,00
11. Lina adalah gadis yang selalu terlihat riang. Kata riang punya arti yang sama dengan kata….
a. Gembira
b. Cerewet
c. Tertawa
12. Udin selalu menghormati orang yang lebih tua di lingkungannya.
Kata menghormati punya arti yang sama dengan kata ….
a. Memaafkan
b. Menghargai
c. Menolong
13. Sebagai sesama manusia maka kita harus bisa saling tolong-menolong.
Kata tolong-menolong punya arti yang sama dengan kata ….
a. Kerja keras
b. Dukung-mendukung
c. Bantu-membantu
14. Dalam teks sumpah pemuda, kata tumpah darah memiliki arti..
a. Berkeluarga sedarah
b. Tanah kelahiran
c. Bersatu padu
15. Kata putra dan putri memiliki arti,
a. Siswa-siswa
b. Anak-anak
c. Orang-orang
Sabtu, 03 Oktober 2020
Kakek pahlawanku
ku pulang sekolah sambil menangis. Kesal sekali hatiku hari ini. Lagilagi
teman- teman mengejekku. “Si hitam..., si hitam..!” begitu mereka
selalu memanggilku. Kulitku memang hitam, rambutku juga hitam. Mau
bagaimana lagi? Ayah dan ibuku juga berkulit hitam, bagaimana mungkin aku
bisa berkulit putih? Awalnya aku hanya diam. Diam tak menjawab. Tetapi,
teman-temanku tidak berhenti mengejekku. Semakin aku diam, semakin
banyak teman yang ikut mengejek. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana.
Aku diam..., dan diam..., menahan tangis, yang akhirnya tak tertahan lagi di
perjalanan pulang.
Sampai di depan rumah, ternyata ada kakek yang duduk di teras depan.
Aku mengusap air mata, berusaha menyembunyikan tangisku. Tetapi, kakek
selalu tahu. Ia selalu tahu ketika aku sedang sedih. Kakek hanya tersenyum dan
memintaku duduk di sampingnya. Kakek diam tak bertanya, hanya mengusap
punggungku lembut, menunggu tangisku reda. Akhirnya aku bercerita pada
kakek. Aku menumpahkan kesal hatiku pada teman-teman yang mengejekku.
Kakek tersenyum dan tersenyum lagi. Aku hampir saja bertambah kesal.
Mengapa kakek tidak ikut marah pada teman- temanku?
Setelah habis ceritaku, kakek berkata “Jangan memberatkan hati dengan
masalah yang kecil. Coba cari akal untuk meringankan beban hatimu.”
“Bagaimana caranya, Kek? Aku sudah diam.., dan diam tidak menanggapi.
Tetapi, teman-temanku tidak berhenti mengejekku.” aku menjawab permintaan
Kakek dengan cepat.
“Besok, ketika teman-teman mengejekmu... ’Si hitam... Si hitam...!’ kamu
jawab saja ‘tapi manis, ‘kan?” Kakek memberiku saran.
Aku heran. Saran apa itu? Aku takut teman-teman akan semakin
mengejekku. Tetapi, kakek meyakinkan aku. Ia malah memintaku melatihnya
berulang-ulang. Sore itu, aku bisa tertawa. Biarlah. Aku coba saja besok.
Mungkin saja Kakek benar, begitu pikirku.
Ternyata, Kakek benar! Esok harinya, ketika teman-teman mengejekku lagi,
aku langsung menjawab. Aku menjawab dengan kalimat yang sudah berulang
kali aku latih.
“Tapi maniiiiss, ‘kan?”
Ajaib! Teman-temanku lalu diam termangu mendengar jawabanku.
Lalu, salah seorang temanku menjawab pelan “Iya sih..., kamu memang
hitam, tetapi memang maniis juga...” begitu katanya. Temanku yang lain lalu
tertawa. Lalu, aku juga tertawa. Kami memang berteman dekat, walau kadangkadang
kami lupa batas ketika bercanda.
Benar kata Kakek! Tak perlu memberatkan hati dengan masalah yang kecil.
Gunakan akal yang cerdik untuk meringankan beban hati. Kakek membelaku
dengan caranya yang cerdik. Kakek mengajarku untuk membela diri dengan
akal pikiranku. Terima kasih atas nasihatmu..., Kakek, Pahlawanku!
Langganan:
Postingan (Atom)