Kamis, 19 Mei 2011

Bangkitlah Indonesiaku.....

Seberapa bermaknanya hari ini??? seperti hari-hari biasa yang terlewati begitu saja...?? tanpa makna, tanpa pola dan tak istimewa??
ya....sebagian besar dari penghuni negeri ini tak merasakan apa makna hari dan tanggal ini, bahkan mungkin semua...seluruh penduduk negeri ini... anak2, tua-muda, dari petani sampai pejabat, semua...
Apa pentingnya???
Tak sepenting sesuap nasi yang harus dipenuhi agar mampu melewati hari, dan mampu berdiri di tanah air ini.
Tak sepenting selembar kain yang menutupi raga agar tak hangus di tengah sengatan mentari, tak sepenting selembar kain yang menutupi raga agar tak menggigil ditengah derasnya air musim hujan.
padahal, cukup penting. hari ini cukup penting...
tapi kenapa banyak yang tak menyadarinya??? sekedar mengingat saja?? sekedar mengintip saja mereka enggan, bahkan tak mau...
apa yang menyebabkan ini semua???

perbedaan karakter, perbedaan keadaan dan perbedaan kehidupan,,, itulah yang menyebabkan ini smua. Orang2 terpelajarpun kadang lupa dengan hari bersejarah ini, apalagi mereka yang tak mengenal pendidikan. Mengenang cerita seperti menghabiskan waktu saja, bagi mereka, lebih baik melakukan ini dan itu atau membuat sejarah sendiri yang suatu hari nanti akan dikenang anak cucu mereka sendiri.
Sejarah seperti apa? Sejarah yang bisa di dengar, sejarah dengan jejak-jejak nyata yang kelak akan menjadi satu bukti sebuah peradaban kaum terdahulu yang pernah ada.

Sejarah, satu peristiwa yang hanya terjadi sekali, tak akan terulang lagi.
Sejarah bukan hanya untuk di baca, menjadi dongeng yang lalu begitu saja, menjadi dongeng pengantar tidur. bukan, bukan itu saja...
sedikit banyak sejarah akan memberikan hikmah di balik ceritanya yang kadang dianggap biasa...
seperti sejarah para nabi yang di abadikan dalam Al Quran. Jejak yusuf AS, Ibrahim AS, Maryam dan jejak para hamba pilihan Allah. Bukti yang tak terbantahkan... kisah-kisah itu menjadi hikmah yang luar biasa dahsyat bagi para pembaca yang mau mengambil sedikit pelajaran darinya...

dan.... seperti hari ini juga. Saat 100 tahun lalu para pejuang berusaha membangkitkan negeri ini,, dengan payah, para pahlawan yang dengan semangat luar biasa, dengan gigih mendirikan satu semangat untuk bisa bangun dan berdiri tegak. semangat untuk BANGKIT. berjuang untuk bangkit bukan hanya untuk satu golongan saja. Tapi untuk semua, untuk seluruh penjuru negeri ini, agar mampu bangkit bersama.
Sekarang? masih adakah ruh kebangkitan itu? Bangkit dari bangsa yang buruk ahlaknya menjadi bangsa yang beradap, Bangkit dari bangsa yang lemah agamanya menjadi bangsa yang kuat dan teguh menjunjung persatuan. bangkit dari segala bentuk ketidakmampuan menjadi bangsa yang bisa. bangsa yang jaya di atas kaidah ILLAHI.
Semoga masih ada dan tetap ada.. semoga Allah mengijinkan...
Bangkitlah....
BANGKITLAH INDONESIAKU,,,
JUMAT, 20 MEI 2011

Rabu, 04 Mei 2011

Tut Wuri Handayani

bagaimana...??? Apa yang bisa di lakukan oleh bangsa yang baru merdeka dengan penduduknya 95% buta aksara??

Para kompeni itu memang mulai melenggang, meninggalkan kejayaan mereka di tanah emas ini setelah tiga abad lebih menghardik bangsa yang penuh kedamaian dan keramahtamahan. Kekuasaan mereka lenyap setelah ratusan tahun menguras kekayaan negeri permai ini. Masalah terbesar baru saja terhapus berkat para pejuang yang dengan garang tanpa patah arang menyerang orang-orang tak berperikemanusiaan itu...

Tapi muncul banyak persoalan baru, ekonomi, kesehatan, keamanan, politik, dan pendidikan, semua jauh dari kata baik, Bahkan cukup pun bisa dikatakan TIDAK. Ekonomi, sebagian penduduk bangsa ini miskin bahkan sangat miskin, di tengah alamnya yang kaya setelah semuanya di sita para kompeni yang tak berbudaya itu. Kesehatan, asal masih hidup tak jadi masalah, penyakit apapun yang diderita tak dipedulikan akibatnya tidak hanya satu dua orang saja yang menderita penyakit berbahaya yang awalnya dianggap biasa-biasa saja. Keamanan dan politik, dua hal ini menjadi momok bagi kejayaan bangsa, Walapun para penjajah itu sudah tak betah tinggal di Nusantara bukan berarti negara ini bebas dari orang-orang tak tau diri itu,,, sesekali mereka masih mengintai para pengbdi negeri ini dengan segala trik dan akal liciknya, bahkan kala itu orang-orang komunis yang sering di sebut PKI (Partai Komunis Indonesia) berusaha memporak-porandakan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), mencekal segala bentuk kegiatan keagamaan, tidak sedikit para Imam masjid yang digorok lehernya dengan kejam dan ditemukan dalam keadaan yang mengenaskan, yah,,, meski tak se heboh aksi komunis di Uni Soviet (Rusia) saat rezim Lenin dan Stalin 1937 yang menewaskan antara 40-50 juta jiwa. Namun, kebringasan PKI menjadi cerita yang mengerikan.

Dan Pendidikan...
Kala itu tidak menjadi pusat perhatian, hanya sedikit yang mau menegok dan peduli. 95% bukan angka yang kecil apalagi bagi bangsa Indonesia yang penduduknya tersebar di ribuan pulau... 95% benar-benar angka yang fantastis. Bagaimana?? 95% bangsa ini buta aksara...?? Para pemimmpin negeri tak mengabaikan angka itu, Puluhan juta rakyatnya sanggup berjuang dalam revolusi kemerdekaan, tapi tidak sanggup menuliskan namanya sendiri. Tapi pertanyaan itu tak jadi soal rumit bagi mereka, karena negara ini negara yang beradap, taat, dan kaya dengan pemuda-pemuda luar biasa yang akan menjadi tombak bangsa. Negeri ini ramai dengan rakyatnya yang begitu cinta dengan tanah airnya, cinta dengan kesatuan, kedamaian, dan cinta dengan unggah-ungguh serta menyayangi sesama. Setidaknya itu semua menjadi modal awal bagi bangsa ini untuk mendidik para perwira pewaris bangsa.

Meski dalam keterbatasan kala itu sebagian penduduk Indonesia mulai mengenyam pendidikan, khususnya pendidikan agama, jauh hari sebelum teks proklamasi di kumandangkan pesantren-pesantren sudah berdiri dibawah kepemimpinan para imam yang taat dan fasih, semakin tampak...karena penduduk bangsa ini sebagian besar pemeluk islam... agama yang datang dengan kedamaian... ajarannya yang menjadikan bangsa ini benar-benar berbudaya dan menjaga kehormatannya.
Agama yang datang sebelum Islam?? Hindu/Budha??? Mereka pun mengajarkan budhi pekerti pada umatnya dengan cara mereka... dan para penganut Kristen/katolik??? Agama yang dibawa para kompeni itu??? Tetap saja,mereka orang Indonesia yang cinta tanah airnya dan ingin hidup merdeka....

Luar biasa.... dalam perbedaan mereka bersama-sama berjuang untuk kejayaan negeri ini.... mendidik generasi penerus yang tangguh, berakhlak, taat dan cerdas..

Hingga akhirnya masa-masa sulit itu berubah, beratnya beban para pemimpin mencerdaskan bangsanya pelan-pelan terlewati. Dan yang tampak sekarang?? Yang tampak hari ini, tinggal 8% rakyat bangsa ini yang buta aksara, sungguh prestasi yang luar biasa, sebab tidak banyak bangsa besar yang dalam jangka waktu 60 tahun bisa memutar balikan keadaan sedemikian drastis...

Prestasi kolosal, kita boleh bangga... lepas dari kurikulum yang terus mengalami perubahan dan peliknya perdebatan tentang UAN (Ujian Akhir Nasional), bangga dengan keberhasilan luar biasa, tapi apa yang di capai dalam pendidikan itu hanya sebuah kecerdasan intelektual saja, bisa baca, tulis, hitung dan bla,bla,bla....?? Bagaimana dengan pendidikan akhlak bangsa ini?? kemampuan psikomotorik dan afektifnya, kecerdasan sosial dan kecerdasan religi bangsa ini apa juga ikut mengalami perubahan menjadi lebih baik?? Benar mengalami perubahan... tapi menjadi lebih baik sepertinya patut dipertanyakan?? Koruptor, tindak kriminal, narkoba, free seks, dan hidup bebas gaya orang barat terus tertanam dan tumbuh di negeri ini seakan tanpa kendali... na'udzubillahi min dzalik....

Siapa yang bertanggung jawab atas semua ini??? pemimpin? Orang tua? Atau para guru..??
Pendidik.... yang bukan hanya mengajar tapi mnedidik.ya... merekalah yang harus bertanggung jawab atas semua ini, pemimpin, orang tua dan guru... mereka adalah para pendidik bangsa ini. Apa modalnya? seperti yang telah di ungkapkan tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani” seorang pendidik harus memiliki tiga sifat itu...apa?? untuk apa??

Ing Ngarso Sun Tulodo artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata Ingsun yang artinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi orang - orang disekitarnya. Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seseorang adalah kata suri tauladan. Bukankah ada ungkapan satu tauladan lebih baik dari pada seribu nasehat? Begitu dahsyatnya sebuah keteladanan dari seorang pendidik. Bukan hanya sebuah ucapan atau contoh yang hampa.

Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitkan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat . Karena itu seseorang juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungannya dengan menciptakan suasana yang lebih kodusif untuk keamanan dan kenyamanan. Tidak membeda-bedakan dari segi sosial, dan mengayomi orang-orang si sekelilingnya dengan penuh keikhlasan.

Demikian pula dengan kata Tut Wuri Handayani, Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh orang - orang disekitar kita menumbuhkan motivasi dan semangat. Meskipun jauh, meskipun tak selalu mengiringi langkah mereka yang dididik... meskipun hanya melihat dari di belakang mereka... tapi tetap memberikan dorongan dan dukungan... dan yang paling terpenting adalah doa..


Bulan pendidikan ini selayaknya menjadi bulan renungan bagi kita semua... tidak hanya sekedar seremonial sesaat... atau sekedar mengenang tokoh2 pendidik, tapi renunngan terhadap diri... apakah layang disebut manusia terdidik??? Renungan terhadap keluarga dan bangsa... apakah layak disebut sebgai bangsa berpendidikan dengan keadaan akhlak rakyatnya yang demikian???

Seberapa penting pendidikan itu??
Sangat penting... dan wajib bagi laki-laki dan perempuan dari raga ini berpisah dengang sang ibu sampai menyatu dengan bumi. Bahkan Muhammad Rasulullah S.A.W memerintahkan umatnya untuk menutut ilmu walau sampai kenegeri china..
Wallahu a’lam bisshowab....





www.indonesiamengajar.org
www.gudangmateri.com
bumicinta (Habiburrahman, novelis)